
“Indonesia Dorong Inisiatif Energi Terbarukan ASEAN Lewat Proyek Lintas Negara”
Jakarta, 9 Juli 2025 – Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya dalam memimpin inisiatif energi bersih di kawasan Asia Tenggara melalui kolaborasi strategis lintas negara yang akan mendorong integrasi jaringan listrik hijau ASEAN (ASEAN Power Grid). Inisiatif ini digagas sebagai respons terhadap krisis iklim global dan kebutuhan energi ramah lingkungan yang terus meningkat.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, dalam forum “Green ASEAN Energy Summit 2025” di Jakarta menyebut proyek ini akan menjadi batu loncatan menuju transisi energi berkelanjutan dan peningkatan daya saing regional.
🌱 Visi Energi Bersih ASEAN: Konektivitas Listrik Hijau
Rencana utama dari proyek ini adalah membangun jaringan interkoneksi listrik lintas negara, yang memungkinkan negara-negara anggota ASEAN untuk berbagi kelebihan pasokan energi dari pembangkit listrik tenaga surya, angin, dan air. Proyek ini mencakup koneksi dari:
-
PLTS Apung Cirata (Indonesia) ke Malaysia bagian utara
-
Hydropower Laos ke Thailand dan Vietnam
-
Proyek geothermal Indonesia untuk menstabilkan jaringan Singapura
“Jika proyek ini berhasil, ASEAN bisa menjadi blok regional pertama di dunia yang benar-benar mandiri energi bersih lintas negara,” kata Arifin.
🔋 Dukungan Finansial dan Teknologi
Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) menyatakan kesediaannya untuk memberikan pembiayaan sebesar US$ 4,2 miliar bagi tahap awal proyek ini. Selain itu, perusahaan energi dari Jerman, Korea Selatan, dan Jepang juga telah menyatakan minat untuk transfer teknologi penyimpanan daya dan manajemen smart grid.
📈 Dampak Ekonomi dan Lingkungan
Jika berjalan sesuai target hingga 2030, ASEAN Power Grid diprediksi akan:
-
Mengurangi emisi karbon hingga 120 juta ton per tahun
-
Menghemat biaya subsidi energi fosil hingga US$ 3 miliar
-
Meningkatkan akses listrik hijau ke 50 juta penduduk ASEAN
Pakar lingkungan dari Universitas Teknologi Nanyang, Prof. Josephine Tan, menyebut inisiatif ini sebagai langkah visioner yang bisa menjadi contoh global.
⚖️ Tantangan: Politik dan Infrastruktur
Meski ambisius, proyek ini menghadapi beberapa hambatan seperti perbedaan regulasi energi nasional, tantangan geopolitik, dan kebutuhan infrastruktur besar. Oleh karena itu, dibentuk ASEAN Green Energy Task Force, yang akan mengkoordinasi negosiasi dan harmonisasi kebijakan energi lintas negara.
📌 Kesimpulan
Dengan mendorong ASEAN Power Grid, Indonesia menunjukkan kepemimpinan regional dalam transformasi energi. Proyek ini diharapkan tidak hanya memperkuat kerja sama regional, tapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap target emisi nol bersih (net zero) yang dicanangkan dalam Paris Agreement.
“Kami tidak hanya ingin jadi konsumen teknologi, tapi pelopor solusi energi masa depan untuk Asia Tenggara,” tegas Menteri Arifin.
Tinggalkan Balasan