Presiden Joko Widodo dikabarkan tengah mengalami peradangan kulit ringan yang sempat membuat masyarakat bertanya-tanya soal kondisi kesehatannya. Informasi ini dikonfirmasi oleh Biro Pers Sekretariat Presiden, yang menyatakan bahwa kondisi tersebut tidak mengganggu aktivitas kenegaraan Presiden secara signifikan.
“Benar, Bapak Presiden mengalami peradangan kulit, namun dalam penanganan dokter kepresidenan dan tidak mengganggu kegiatan resmi beliau,” ujar Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, dalam keterangan tertulis, Jumat (27/6).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Gejala peradangan tersebut muncul sejak beberapa hari terakhir, dan menurut keterangan tim medis, diduga disebabkan oleh faktor cuaca dan alergi. Presiden tetap menjalani aktivitas seperti biasa, meskipun ada penyesuaian ringan pada agenda luar ruangan untuk menghindari paparan langsung terhadap sinar matahari dan polusi.
Meski begitu, Jokowi tetap hadir dalam beberapa agenda penting, termasuk rapat terbatas bersama menteri kabinet serta peninjauan proyek pembangunan di wilayah Jabodetabek. Dalam penampilannya, Presiden terlihat sehat, meski tampak sedikit menghindari kontak fisik langsung seperti berjabat tangan.
Masyarakat pun menyambut baik keterbukaan informasi terkait kondisi kesehatan kepala negara. “Transparansi seperti ini penting agar tidak memunculkan spekulasi berlebihan,” ujar pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Dr. Nina Samidi.
Pihak Istana menegaskan bahwa peradangan kulit yang dialami Presiden bersifat ringan dan tidak mengindikasikan gangguan kesehatan serius. Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk tetap fokus pada program-program prioritas nasional yang sedang berjalan.
Presiden Jokowi sendiri belum memberikan pernyataan langsung terkait kondisinya, namun sumber internal menyebutkan beliau dalam kondisi baik dan tetap memantau jalannya pemerintahan dengan penuh perhatian.