
Jakarta, 11 Agustus 2025 — Sebuah aksi unjuk rasa di Jakarta menjadi sorotan publik setelah sejumlah peserta terlihat mengibarkan bendera bajak laut dari serial manga dan anime populer One Piece. Simbol yang identik dengan tengkorak dan tulang bersilang itu digunakan sebagai bentuk ekspresi protes terhadap isu sosial dan ekonomi. Namun, aparat keamanan menilai penggunaannya berpotensi menimbulkan tafsir provokatif, sehingga melakukan penertiban dan penyitaan bendera di lokasi.
Latar Belakang Aksi
Aksi ini digelar oleh sekelompok mahasiswa dan aktivis yang menyoroti isu kemiskinan, ketidakadilan ekonomi, serta kebijakan pemerintah yang dianggap pro-elit. Mereka mengaku memilih bendera bajak laut One Piece karena:
-
Melambangkan perlawanan terhadap otoritas yang dianggap menindas.
-
Mewakili solidaritas dan kebebasan seperti kru bajak laut dalam cerita.
-
Memiliki daya tarik visual yang mudah dikenali generasi muda.
Tindakan Aparat
Petugas kepolisian di lokasi meminta peserta untuk menurunkan bendera tersebut, dengan alasan:
-
Menghindari tafsir bahwa aksi menggunakan simbol kelompok tertentu di luar konteks hiburan.
-
Menjaga ketertiban umum agar tidak memicu provokasi atau kesalahpahaman.
Bendera yang disita akan dikembalikan setelah pemeriksaan dan klarifikasi, menurut pernyataan resmi kepolisian.
Pro–Kontra di Media Sosial
-
Pendukung penggunaan bendera: Menilai simbol itu hanyalah ekspresi kreatif dan tidak memiliki makna politik formal.
-
Pihak kontra: Menganggap penggunaan simbol bajak laut dapat menimbulkan persepsi negatif dan mencoreng kesan damai aksi.
Tagar #BenderaOnePiece sempat trending di X (Twitter), dengan ribuan warganet memperdebatkan batas kebebasan berekspresi.
Perspektif Hukum dan Budaya
Pengamat budaya pop menilai fenomena ini sebagai contoh bagaimana ikon hiburan global bisa diadopsi menjadi simbol perlawanan di dunia nyata. Sementara pakar hukum mengingatkan bahwa penggunaan simbol di ruang publik tetap harus mematuhi peraturan, apalagi dalam konteks aksi massa.